Penulis: Basrin Melamba

Jumlah Hlm: 430

Ukuran: 25×18

Harga: 160.000

Sinopsis:

Buku ini menjelaskan dinamika arus pasang surut yang bersifat fluktuatif berkaitan dengan agama Serani sejak masa Hindia Belanda hingga awal abad ke-21. Karya ini menjelaskan kausalitas orang serani melaksanakan karya, perkembangan agama Serani masa Hindia Belanda yang mengalami perkembangan dan maju begitu pesat, faktor pendukung keberhasilan zending, tantangan dan hambatan yang dialami zending. Dijelaskan juga perkembangan lembaga yang mengelola kekristenan di Sulawesi Tenggara serta peralihan pengelolaan gereja dari orang Eropa ke pribumi.

Pola penyebaran agama Kristen di Sulawesi Tenggara yaitu pola pedalaman (daratan) dan pesisir. Merupakan tesa dan antitesa wilayah pedalaman (vorstelanden) dan pesisir, dimana pusat penyebaran Agama Serani pada zaman Hindia Belanda berada atau fokus di pedalaman. Di dalam karya ini juga dijelaskan pola penyebaran agama Kristen pedalaman, strategi zending, hambatan dan tantangan dalam penyebaran agama serani, pendekatan dalam mengkristenkan orang Tolaki melalui strategi pelayanan kesehatan, pelayanan edukatif, simbolik zending dan modal kapital, ekonomi, biologis, dan suksesif. Selanjutnya masalah kebijakan Hindia Belanda terhadap kekristenan, kebijakan Jepang terhadap orang Kristen maupun masa DI/TII mengalami masa sulit bagi kaum Jemaat. Pola pendidikan kekristenan di wilayah Gereja Protestan Sulawesi Tenggara (Gepsultra) menerapkan pola pendidikan tiga pilar yaitu; keluarga, sekolah dan gereja.

Dalam buku ini dijelaskan Gereja Protestan Sulawesi Tenggara Gepsultra merupakan satu-satunya model gereja di nusantara yang tidak bersifat ekslusif (bukan gereja kesukubangsaan). Kemampuan agency atau actor mendekati pribumi menimbulkan kooperasi antara elit dan para pezending. Agen bermain cukup baik dalam interaksi dengan kelompok elit penguasa, dan elit agama. Peran elit dalam proses kekristenan menjadi penopang bagi kelangsungan kristenisasi.