Indis Logo Resmi 1 (1)

Penulis: Alwi

Judul: Embong Arab Malang Dalam Tiga Zaman: Sejarah dan Kebudayaan Komunitas Arab Alawiyyin di Malang Sejak Hindia Belanda Sampai Pasca Kemerdekaan

Deskripsi: Kebudayaan Arab Alawiyyin di Malang dilatar belakangi atas kedatangan para pendakwah dan pedangang Arab Alawiyyin dari Hadramaut. Orang Arab membawa budaya baru, mereka menetap di setiap Koloni-koloni Arab sepanjang pesisir maupun pedalaman Jawa salah satunya di Malang. Menetapnya mereka di beberapa daerah di Nusantara yang bukan daerah asal dari tanah leluhur mereka, suatu unsur kebudayaan pendidikan yang didasari ajaran Thariqah Alawiyyah dan kebudayaan Pernikahan Kafa`ah yang sudah dijalankan oleh leluhur mereka yang ada di Hadramaut tidak begitu saja hilang ditangan generasi para keturunan Arab di Nusantara khususnya yang ada di wilayah Malang.

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada abad 19 pernah mengeluarkan suatu undang-undang dengan nama Wijkenstelsel. Peraturan ini ialah kebijakan yang mengatur pengelompokan tempat tinggal berdasarkan kelompok etnis. Dengan diberlakukannya peraturan ini maka lahirlah istilah Kampung Arab atau Arabische Kamp. Istilah‘’Embong Arab’’ merupakan sebagai representrasi komunitas Arab di Malang yang terletak di daerah pedalaman Jawa. Lahirnya komunitas ini dilatar belakangi karena misi penyebaran dakwah dan perdagangan yang di lakukan golongan Arab Alawiyyin dan golongan Arab Masyayikh secara bersama-sama. Tulisan ini merupakan buku sejarah pertama yang menyajikan serangkaian dinamika perjalanan sejarah terbentuknya komunitas Arab di kota Malang dalam Tiga Zaman. Dengan seiring perkembangan waktu, orang-orang Arab melahirkan kebudayaan baru yang telah mengalami akulturasi dua kebudayaan perupa pendidikan yang dilandasi dari ajaran Thariqah Alawiyyah sebagai ajaran leluhur meraka yang ada di Hadramaut dan tradisi penikahan kafa`ah. Sehingga dengan lahirnya kebudayaan keturunaan Arab Alawiyyin di Malang ini memberi sumbangsih kebudayaan islami baru ditengah kehidupan sosial masyarakat Malang yang masih kita sama-sama rasakan hingga pada akhir abad 20.